1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Ini penyebab intensitas hujan di Banyuwangi meningkat

Ombak di laut Banyuwangi juga tinggi. Nelayan diminta hati-hati.

©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Jum'at, 14 Juli 2017 13:50

Merdeka.com, Banyuwangi - Sudah sepekan lebih, Kabupaten Banyuwangi terus diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir Juli.

"Normal musim harusnya masuk kemarau. Namun di Banyuwangi masih menerima hujan. Sampai akhir Juli diperkirakan akan menerima hujan, mulai ringan sampai sedang," ujar Yustoto Widiarto, Prakirawan, Stasiun BMKG Meteorologi Klas III Banyuwangi, saat ditemui di ruang kerjanya Kamis (13/7).

Yustono menjelaskan, fenomena ini terjadi karena suhu hangat di permukaan laut Samudera Hindia, wilayah perairan selatan Banyuwangi masih hangat. Sehingga, uap air sebagai sumber pembentukan awan hujan masih banyak.

"Panas matahari yang diterima air laut, sifatnya lambat menerima panas tapi juga lambat melepaskan panas," jelasnya.

Tidak hanya Banyuwangi, intensitas hujan yang terjadi setiap hari ini juga terjadi di kawasan Tapal Kuda atau kabupaten tetangga. Seperti Kabupaten Jember, Situbondo dan Bondowoso.

Dia mengimbau kepada para nelayan agar berhati-hati saat melaut, dikarenakan tinggi gelombang rata-rata mencapai ketinggian hingga 5 meter. Sedangkan kondisi normal rata-rata tinggi gelombang kurang dari 2 meter.

"Coba ini dilihat yang warna merah ini, sekarang ada yang sampai ketinggian gelombang 5 meter. Itu disebabkan tingginya gradian tekanan udara di wilayah perairan selatan," ujarnya sambil menunjukkan pantauan tinggi gelombang.

Sementara kondisi ini juga memantik kecepatan angin dari arah tenggara hingga barat daya yang mencapai 6-34 kilometer per jam. Sementara kondisi kecepatan normal sekitar mencapai 25 kilometer per jam.

Kemudian, beberapa wilayah perairan Selat Bali juga mengalami pemadatan kabut. "Kemarin, Pelabuhan Ketapang sempat ditutup karena kabut, kandungan uap air di wilayah tersebut sangat tinggi. Apalagi daerah cekungan, akan lebih lama," katanya.

(MH/MUA)
  1. Cuaca Ekstrem
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA