Dalam kondisi normal, intensitas hujan di bawah 50 mili meter per hari.
Merdeka.com, Banyuwangi - Kondisi cuaca buruk yang terjadi di Banyuwangi beberapa hari terakhir adalah dampak dari tekanan udara yang rendah (low pressure) di Barat Laut Australia. Meski anomali cuaca ini berangsur normal, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tetap waspada, khususnya di kawasan yang masuk peta rawan bencana.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Banyuwangi, melalui forecaster cuaca, Beni Gumintar, Senin (12/2). Dikatakan Beni, buruknya cuaca di Banyuwangi selama lima hari terakhir ini dipicu anomali cuaca. Anomali cuaca tersebut, kata dia, adanya tekanan udara yang rendah dari di Barat Laut Australia yang membawa angin dan awan hujan konvektif (hujan deras) yang melewati Bali, Banyuwangi dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Anomali tersebut, adalah tekanan udara yang rendah (low pressure), sehingga menyebabkan intensistas curah hujan sangat tinggi mencapai 124 mili meter. Padahal kondisi normal, intensitas hujan di bawah 50 mili meter per hari.
“Depresi atau pusaran tekanan rendah ini berpengaruh pada sekitarnya, sehingga berdampak hujan intensitas sangat tinggi di Banyuwangi. Bahkan melebihi rata-rata, hingga 124 mili meter per hari. Di samping bulan Februari sendiri, kita sedang memasuki musim penghujan. Dengan curah yang tinggi ini tentunya bisa berdampak macam-macam bagi daerah. Bisa banjir atau rumah roboh tergantung kondisinya,” kata dia.
Anomali cuca akibat tekanan udara rendah, lanjut Beni, akan mulai berkurang antara 3- 4 hari puncak tekanan. Di Banyuwangi sendiri, puncak terjadinya anomali cuaca pada Rabu (9/2), di mana intensitas hujan mencapai 124 mili meter per hari.
"Hari ini sudah memasuki hari kelima, dan menurut pantauan kami cuaca Banyuwangi kembali mulai normal. Dari curah 124 mili meter, kini turun di kisaran 22 – 25 mili meter," terang dia.
Meski pengaruh tekanan udara ini sudah mulai berkurang, namun Beni tetap mengimbau warga waspada karena tidak menutup kemungkinan tekanan udara akan datang lagi.
"Bagaimana bisa tahu datangnya tekanan kembali? Masyarakat waspada saja, jika turun hujan yang cukup lebat selama sehari penuh atau semalam penuh. Hindari berada di lokasi yang rawan bencana,” kata dia.
Beni juga secara khusus mengimbau kepada nelayan di perairan Banyuwangi untuk waspada. Anomali cuaca ini berpengaruh pada naiknya ketinggian gelombang di perairan selatan Pulau Jawa hingga mencapai 4 meter. “Karena itu, kami pun mengimbau kepada masyarakat yang beraktivitas di laut, juga memperhatikan jika ada tanda-tanda anomali cuaca yang buruk,” jela dia.
Sementara itu, Sabtu (11/2) malam terdapat 9 desa di kawasan Selatan Banyuwangi terdampak banjir. Akibat hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung selama lima jam terus menerus, menyebabkan 9 desa tersebut tergenang banjir. Banjir tersebut berlangsung sekitar lima jam, dan langsung surut.