"Tujuannya untuk menghilangkan mindset kampung kumuh, kemudian memberi ruang buat teman-teman yang suka gambar," ujar Andre.
Merdeka.com, Banyuwangi - Masyarakat Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Kabupaten Banyuwangi, sepakat menjadikan dinding-dinding rumahnya sebagai ruang kreatif gambar mural.
Ini dilakukan agar kesan kumuh di lingkungan pesisir Pulau Santen, bisa diatasi bersama. Serta kesadaran menjaga kebersihan lingkungan bersama bisa tumbuh.
Andre Samputra (23), Mahasiswa Pencinta Alam Universitas PGRI Banyuwangi (Mapaba) mulanya sering mengadakan kegiatan pengelolaan sampah di Pulau Santen. Kemudian dia berinisiatif meyakinkan Ketua RT setempat untuk mengajak warga agar mau rumahnya menjadi ruang kreatif mural.
"Tujuannya untuk menghilangkan mindset kampung kumuh, kemudian memberi ruang buat teman-teman yang suka gambar," ujar Andre di sela kegiatan menggambar di Pulau Santen, Selasa (7/3).
Andre kemudian mengajak para komunitas menggambar di Banyuwangi. Sekitar 10 komunitas akhirnya berkumpul untuk gotong royong menjadikan kampung mural Banyuwangi. "Tema menggambarnya tentang lingkungan, maritim dan rasa kebangsaan," ujarnya.
Slamet Efendy (40), Ketua RT 02 Lingkungan Pulau Santen, mengaku sangat mendukung semangat generasi muda yang ingin menjadikan kampungnya lebih bersih dan enak dipandang.
Sejumlah 70 KK penduduk di Pulau Santen, satu per satu coba diyakinkan oleh Slamet agar mau rumahnya menjadi lebih indah. Salah satunya memberi tahu melalui kegiatan mengaji bersama (tahlilan).
"Saya jelaskan di jamaah tahlil mengatakan ada program ini. Dan pelan-pelan dari 70 KK semua mendukung. Karena saya sendiri juga sangat bangga sekali dan support agar stigma kumuh di kampung ini bisa hilang," kata Slamet.
Kegiatan menggambar akan berlangsung hingga 28 Maret nanti. Setiap hari dilakukan mulai pukul 15.30-17.00 WIB hingga bisa mencapai target menggambar maksimal di 70 rumah warga.
"Pertama yang dicat, sederet jalan ini ada 20 rumah. Yang lain menyusul, juga menyesuaikan dananya," ujarnya.
Slamet mengatakan, kegiatan mempercantik kampung ini dilakukan secara swadaya. Masing-masing warga telah bersedia iuran sebesar Rp 10 ribu untuk membeli cat, kuas dan konsumsi untuk komunitas menggambar.
Sementara dari para komunitas, siswa pencinta alam dan Mapaba, para donatur, membuat gerakan "1000 untuk Pulau Santen"
Puluhan pelajar pencinta alam dari SMK Negeri 1 Banyuwangi, SMK PGRI Giri, SMA Darusullah Singojuruh, MAN Banyuwangi, juga terlihat datang untuk membantu mengecat. Masing-masing dari mereka juga menyumbang Rp 1000.
Farhan Romadhan (17), siswa SMK Negeri 1 Banyuwangi sepulang sekolah langsung datang ke Pulau Santen bersama 20 temannya untuk membantu.
"Kalau untuk alam dan Banyuwangi sendiri apa yang enggak. Pulang sekolah langsung ke sini. Dari tempatku 20-an anak," ujar Farhan.
Sementara, Achmad Rizky Fauzi (20) dari komunitas menggambar Doodle Art mengaku senang bisa berkontribusi, meski tanpa dibayar.
"Kalau saya dan teman-teman menggambar pasti senang ketika diberi ruang kreatif untuk menggambar. Apalagi didukung masyarakat. Karena biasanya kami harus mengurus izin dulu kalau mau menggambar di ruang publik," papar Rizky.
Sejak memulai menggambar pada 6 Maret lalu, sudah ada 3 rumah warga yang selesai dipercantik dengan gambar mural.
"Saya senang saja, awalnya mereka cuma ngecat biasa. Kemudian dicorat-coret dan ternyata kalau sudah jadi gambarnya bagus," ujar Samsul Hadi, salah satu pemilik rumah yang digambar.