"Misi Banyuwangi ke depan ini sinergi. Termasuk dengan semua tetangga kita," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Tidak seperti biasanya, bila Rapat Koordinasi (Rakor) seringkali dilaksanakan di gedung pemerintahan, kali ini Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengajak para jajaran SKPD untuk Rakor di atas kapal feri.
Hal ini sekaligus untuk mengenalkan program dari Kementerian Pariwisata, tentang penyatuan pemasaran destinasi wisata Banyuwangi dan Bali. Khususnya, ekowisata Gunung Ijen dan Baluran di Banyuwangi dengan wisata Pulau Menjangan untuk kawasan Bali Barat.
"Inilah yang sedang kita respon dengan cepat, yang akan membuat sinergi pemasaran antara Ijen Banyuwangi dengan Bali Barat menjadi satu cluster," ujar Bupati Anas kepada Merdeka Banyuwangi usai Rakor, Selasa (18/10).
Selama Rakor di atas Kapal Penyeberangan Satya Kencana II, Anas mengenalkan bahwa wisatawan yang mau menyeberang dari Banyuwangi ke Bali atau sebaliknya, sudah bisa menggunakan fasilitas kapal penyeberangan dengan standar aman dan nyaman.
"Ternyata ada kapal sejanis kapal wisata yang hampir sama dengan Singapura - Batam, itu ada di Banyuwangi. Dengan harga ekonomi. Karena kita ingin memberi support pada kapal lain, ini harganya sama. Tapi bagus," ujarnya.
Sementara, kapal dengan standar kebersihan dan mengutamakan kenyamanan penumpang ini sudah ada tiga unit di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.
Rakor ini berlangsung selama menyeberang dari Pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk mulai pukul 13.00-14.00 WIB. Kemudian dilanjutkan untuk menikmati Ayam Betutu milik warga Banyuwangi yang jual di kawasan Gilimanuk, Bali.
Setelah itu, dilanjutkan berkunjung di Pelataran Pulau Menjangan, Hotel Resort and Water World The Only One di Taman Nasional Bali Barat. Dari perjalanan tersebut, Anas ingin menunjukkan rute yang bisa dirasakan para wisatawan ke depan, ketika Banyuwangi dan Bali menjadi satu cluster pemasaran objek wisata.
"Nanti bisa dilihat, meskipun jalannya makadam tapi enak dilewati karena rata. Berbeda dengan di TN Alas Purwo, karena permasalahannya di sana masih bersebelahan dengan Perhutani, jalannya sering untuk angkutan berat," tuturnya.
Kondisi demikian membuat Pemkab Banyuwangi dalam waktu dekat akan menyiapkan sarana memadai untuk wisatawan, baik yang akan berkunjung ke Baluran maupun Gunung Ijen. Dalam waktu dekat, di Ijen juga akan dibangun sarana kereta gantung untuk melihat keindahan ekowisata di sana.
"Kereta gantung salah satunya didukung penuh dari Kemenpar yang membentuk tim khusus dengan Kementerian Kehutanan dan Pemda Kabupaten Banyuwangi. Tentu dengan investor pihak ketiga. Investornya sudah ke Swiss, dan investor dari Swiss sudah merespon positif, tinggal menunggu beberapa papakan lahan di sekitar Ijen. Maka kalau ini jadi, cable car akan menjadi yang pertama di Indonesia," papar Anas.
Selain itu yang ditekankan kembali oleh Anas, bentuk sinergi pariwisata ini bukan menjadi ajang kompetisi dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Melainkan bentuk saling menguatkan pemasaran wisata sesuai potensi wilayahnya.
"Sinergi antara Banyuwangi-Bali Barat khususnya Buleleng dan Jembrana. Dengan sinergi ini kedepan pemasaran pariwisata lebih kuat, dan bagi Banyuwangi bukan kompetisi. Tapi sinergi dengan daerah lain. Jadi nanti ada claster, orang yang dari bali barat pingin ke gunung ke Banyuwangi, atau dari Banyuwangi pingin ke Bali dan sebaliknya," paparnya.
Tidak hanya sinergi dengan Bali, Anas juga mengatakan, kedepan Pemkab Banyuwangi juga ingin merangkul kota tetangga untuk saling menguatkan potensi wisata.
"Misi Banyuwangi ke depan ini sinergi. Termasuk dengan semua tetangga kita, maka konsep sinergi ini saya kira akan jauh lebih besar dampaknya," ujar Anas.