Ada 50 yacth yang ada di Pelabuhan Marina Boom, berarti setiap minggu 1 unit yatch akan dirawat di Pantai Cacalan tempat PT Lundin beroperasi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pabrik kapal perang laut PT Lundin Industry Invest Banyuwangi berencana membuka bengkel kapal yatch yang beroperasi di Pelabuhan Marina Boom. PT Pelindo III sebagai pemilik lahan pelabuhan mengambil langkah itu untuk menjauhkan proses perawatan kapal dari wisatawan.
Pelindo III tidak ingin pengecatan, sunblasting, pengampelasan dan bunyi-bunyi kompresor mengganggu kenyamanan wisatawan. Pantai Boom sendiri tengah dibangun oleh PT Pelindo III menjadi kawasan wisata menengah ke atas dengan fasilitas resort, hotel, pusat kuliner dan dermaga kapal pesiar.
Dengan total investasi Rp 300 miliar, PT Pelindo III juga berencana menggelar penyeberangan Pantai Boom – Teluk Benoa Bali. Selain yatch, kapal jenis katamaran yang memiliki 2 lambung dan ponton akan dioperasikan di jalur tersebut.
Dalam master plan pembangunan itu, Pantai Boom juga dilengkapi pusat maintenance yatch, namun kini muncul kekhawatiran aktivitas bengkel memberikan kesan bising dan kotor apalagi pada area restoran.
“Mereka minta kami untuk menempatkan maintenance of yacht di tempat kami (Pantai Cacalan) untuk melakukan service terhadap yacht,” kata owner PT Lundin, John Lundin, saat rapat bersama Bupati Anas di Banyuwangi, Senin (22/1).
John menambahkan bila ada 50 yacth yang ada di Pelabuhan Marina Boom, berarti setiap minggu 1 unit yatch akan dirawat di Pantai Cacalan tempat PT Lundin beroperasi. Setiap yatch harus mengikuti proses perawatan itu minimal sekali dalam setahun.
Pantai Cacalan sendiri berjarak 4,3 kilometer jalur darat, dan sekitar 2 kilometer dengan jalur air dari Panti Boom. Namun masih perlu lift yang mampu mengerek yatch dari air naik ke area bengkel PT Lundin.
Tempat maintenance yatch sejauh ini hanya ada di Bali, di Surabaya ada namun bukan khusus untuk jenis kapal yatch.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan dukungan atas rencana itu. Namun dia memperingatkan agar PT Lundin memperhatikan masyarakat sekitar karena pariwisata Pantai Cacalan yang dikelola warga tengah tumbuh.
“Kita juga mengundang PT Lundin agar berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata di sana. Sudah jelas jumlah warga yang aktif di Pantai Cacalan, sehingga ini bisa diatur agar pendapatan mereka meningkat,” kata Anas dalam forum rapat tersebut.
Selanjutnya Anas menghendaki agar proses perencanaan dipercepat, dan master plan sudah jadi dalam beberapa bulan kedepan. Tidak perlu menunggu semua hal siap, Anas berharap hal-hal kecil segera dilakukan agar terus ada langkah maju.