1. BANYUWANGI
  2. PROFIL

Arbor Rescue, penampungan anjing yang dibuang di Banyuwangi

Upaya penyelamatan yang dilakukan Ocha sudah berjalan sejak Juni 2015.

Ocha dan anjing-anjingnya. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Jum'at, 22 April 2016 14:18

Merdeka.com, Banyuwangi - Ocha memang menyukai anjing sejak kecil. Kecintaannya terhadap anjing tak lepas dari peran sang Ayah yang telah memperkenalkan hewan tersebut sejak berusia 2 tahun. Bahkan ketika usia Ocha menginjak 3 tahun, Ayahnya telah memelihara hampir 100 ekor anjing. Itulah mengapa anjing dianggap sebagai warisan yang tak ternilai harganya dari sang Ayah.

Atas kecintaannya itu, perempuan kelahiran 1979 ini memutuskan menjadi penyelamat anjing-anjing malang di Banyuwangi. Dia menampung anjing yang seringkali dibuang di kawasan Gor Tawangalun, kawasan perumahan dan kampung Bali. Sebagian besar anjing yang dibuang yakni jenis lokal Indonesia.

“Awalnya temen saya yang namanya Mbak Winda ngasih tahu. Kamu mau enggak ada anjing. ini mau dibakar orang di Bak sampahnya GOR," ujar Ocha menirukan temannya.

Ia pun mendirikan tempat penampungan bernama Arbor Rescue terletak di Kelurahan Sobo, Banyuwangi, Jawa Timur. Nama Arbor diambil karena memiliki arti “pohon perlindungan” sehingga cocok menjadi nama rumah penampungan anjing yang diselamatkan. “Anjing yang saya taruh di sini itu memang anjing yang dibuang. Anjing yang tidak diinginkan sama ownernya lagi. Atau memang sakit,” tutur Ocha.

Ocha dan anjing-anjingnya
© 2016 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab




Upaya penyelamatan yang dilakukan Ocha sudah berjalan sejak Juni 2015. Kini ada 30 ekor anjing yang di tampung di Arbor Rescue miliknya, mulai anjing kecil sampai dewasa. Anjing-anjing tersebut hanya ditampung di lahan seluas kurang dari 200 meter per segi. “Saya di sini butuh pertolongan, saya butuh tanah untuk memindahkan semua anjing saya. Gak mungkin lagi anjing seperti itu dua bulan lagi sudah besar. Belum kalau berkelahi perkara makanan. Untuk lari-lari buat olahraga anjingnya saja kurang,” lanjutnya.

Sejak awal, Ocha melakukan penyelamatan anjing seorang diri, mulai dari biaya makan, pengobatan hingga perawatan. Walau begitu kadang ada beberapa temannya atau donatur yang memberi beras dan kayu bakar.

Dari seekor anjing, Ocha mengaku belajar bagaimana menyayangi ciptaan Tuhan dan berkat mereka pula, ia lebih mudah memahami tipikal orang, “Semua karena anjing. Saya belajar sesuatu dari hal yang sebelumnya tidak mampu saya pikirkan,” jelasnya.

Saat ditanya apa hubungannya bisa memahami tipikal orang lewat anjing, Ocha langsung mengajak Merdeka Banyuwangi masuk ke tempat penampungan anjingya. Di dalam ia mengenalkan beberapa jenis anjing dan dari mana asalnya.“Ini namanya Canso, anjing kintamani Bali, anjing bagus-bagus dibuang bahkan mau dibunuh, anjingnya dokter itu. Kalau yang ini dua bigel, anjing ras, dibuang juga. Maksudku orang orang ini tidak bertanggung jawab. Punya anjing laki-laki, perempuan dijadikan satu. Kalau sudah ada anaknya, gak sanggup,” ujarnya.
 
Anjing, kata Ocha bisa mendeteksi rasa takut manusia. Salah satunya lewat ekspresi, tatapan mata dan denyut jantung. “Jadi tahu kalau ada orang takut, Anjing tambah menggoda. Jadi biasa saja,” jelasnya.   

Di dalam, Ocha bercerita sambil mempersiapkan memberi makan anjingnya. Terlebih dahulu dia memotong kayu bakar, lantas merebus beras bersama tulang kambing dalam panci di atas tungku. Sekali memberi makan 30 anjingnya, Ocha menanak nasi tiga kilogram beras. Untuk anjing besar, Ocha memberi makan dua kali sehari selama empat hari dalam seminggu. Sedangkan untuk anjing kecil, setiap hari rutin diberi makan dua kali sehari.

Untuk menjegah wabah virus rabies, Ocha mendapat bantuan vaksin gratis dari Dinas Peternakan. “Kalau mewabahnya sangat, satu tahun dua kali. Kalau cuma hanya penanggulangan biasa satu tahun sekali. Itu pun free, dan kalau banyak begini dinas peternakannya yang datang. Jadi terbantu banget saya,” ujar dia.
 

(FF/MUA)
  1. profil
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA