Achmad sang pengracik kopi madu mematahkan stigma bahwa kopi buruk bagi kesehatan.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bagi warga sekitar Masjid Baiturrahman Banyuwangi dan Jalan Basuki Rahmat, tentu sudah tak asing lagi dengan kopi madu racikan Achmad. Tiap habis subuh dan seusai sholat maghrib, Achmad akan mulai membagikan kopi madu kepada warga yang sedang berlalu lalang di daerah tersebut. Kopi madu yang diberikan gratis ini berkhasiat sebagai obat herbal.
“Meskipun belum sarapan tidak masalah minum kopi ini. Soalnya ini kopi herbal untuk menyembuhkan segala macam penyakit,” jelas Achmad Minggu pagi (1/5).
Kegiatannya membagikan kopi gratis kepada warga yang melintas sudah berjalan satu bulan lebih. Di kawasan pasar tempat Achmad membagikan kopi, dia dijuluki sebagai tuan Takur, salah satu pemain film India. Selain dinilai mirip, Achmad mengaku saat membagikan kopi tidak pernah duduk, “Bayangkan, mulai dari habis subuh berdiri terus. Hampir semua orang-orang bilang saya mirip tuan Takur,” kata dia.
Dari pantauan Merdeka Banyuwangi, pelanggan Achmad sebagian besar orang-orang dewasa sampai lanjut usia. Sambil membagikan kopinya, Achmad mengenalkan setiap pelanggannya. “Bapak itu awalnya naik becak ke sini, soalnya kena stroke jadi agak lama proses penyembuhannya. Sekarang sudah bisa jalan sendiri meski masih pakai tongkat,” ujarnya.
Pria yang dimaksud Achmad tersebut yakni Mohamad Toha, ia sudah tujuh tahun menderita stroke, “Ini tangan sebelah kanan sudah mulai bisa digerakan. Sekarang saya di rumah sudah bisa nyuci, nimba air, cabuti rumput,” ujar Toha.
Tak hanya Toha, pelanggan lain bernama Mohamad mengaku ketika kali pertama datang untuk mencoba kopi madu racikan Achmad, ia harus menumpang becak karena kaki kanannya sulit ditekuk pasca kecelakaan. Namun kini setelah rutin meminum kopi herbal, ia sudah bisa berjalan lagi walau menggunakan bantuan tongkat sebagai penopang,"Saya setiap pagi datang ke sini. Alhamdulillah sudah mulai sembuh, kaki sudah bisa ditekuk," kata dia.
Setiap pagi, Achmad bisa membagikan kopinya sampai 500 gelas plastik berukuran 120 mililiter. Sedangkan Bagi warga yang menderita penyakit berat, ia akan memberikan racikan kopi madu sebotol air mineral.
Sambil membagikan kopi madunya secara gratis, Achmad sekaligus memperkenalkan produk hasil temuannya bernama Rich one coffee. Satu sachet kemasan kecil, dia jual Rp 25 ribu dan untuk satu paket dijual Rp 150 ribu. Produk Achmad ini sudah dmendapat sertifikasi dari Departemen Kesehatan dan mengantongi izin dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Saat ditanya mengenai proses pembuatan, Achmad menjelaskan kopi yang digunakan yakni jenis robusta. Hanya saja cara pengolahannya tidak sama dengan yang lain. Achmad hanya mengambil bagian dalam biji kopi "sari kopi" untuk kemudian difermentasi dengan madu hutan.
“Pertama dicuci, terus dijemur Kemudian digiling kasar, habis digiling saya tampi (pemilahan). Di dalam biji kopi ada kotoran dan ada hewan bernama kapang yang larinya cepat. Dan beranak pinak dalam biji kopi. Habis ditampi dicuci lagi baru difermentasi sama madu selama 6 jam. Habis itu dicuci lagi, soalnya lengket. Setelah itu baru dijemur, kemudia dioven. Baru jadi butiran di dalamnya ada madunya. Terus dikemas lalu diseduh,” jelasnya panjang lebar.
Sejauh ini, Achmad membagikan racikan kopinya kepada masyarakat secara gratis dengan biaya sendiri. “Stigma kopi buruk untuk kesehatan kan kuat. Tapi bisa jadi obat herbal. Ada yang dibawa pulang. Ada yang diminum di sini. Gak papa sambil amal dan jadi lantaran obat menyembuhkan orang,” jelasnya.