Dalam pelatihan ini, peserta dilatih membuat kerajinan dari bahan dasar kayu kelapa. Seperti, gantungan kunci dan boneka.
Merdeka.com, Banyuwangi - Kementerian Perindustriran (Kemenperin) RI menggelar bimbingan teknis (bimtek) wirausaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) pengolahan pangan dan pengolahan kayu di Kabupaten Banyuwangi. Bimtek ini bertujuan untuk mendorong tumbuhnya wirausaha baru di daerah ujung timur Pulau Jawa tersebut.
Kegiatan ini akan berlangsung selama lima hari, 24-27 Juli 2017, di dua lokasi yang berbeda. Yakni Kecamatan Rogojampi dan Tegalsari.
Direktur IKM Logam, Elektronika, Mesin dan Alat Angkut, Ditjen IKM Kemenperin Endang Suwartini mengatakan lima tahun ini, kementeriannya mempunyai target untuk menumbuhkan 20.000 wirausaha baru dalam mengembangkan industri nasional.
“Untuk mencapainya, kami tidak membuka pabrik-pabrik baru. Namun, kita tingkatkan kemandirian dan kemampuan SDM di daerah-daerah. Jalannya melalui bimtek seperti ini. Kita roadshow, untuk membekali keterampilan. Kita dampingi dan dorong masyarakat agar bisa membuka usaha sendiri,” kata Endang saat membuka Bimtek Dalam Rangka Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha IKM di aula hotel Mahkota Plengkung, Senin (24/7).
Endang pun optimis, dengan banyaknya wirausaha baru yang tumbuh, akan meningkatkan geliat ekonomi daerah. “Bimtek ini juga berkontribusi mengurangi pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan. Karena semakin banyak usaha baru yang muncul, akan semakin banyak pula tenaga kerja yang terserap,” imbuh Endang.
Kegiatan ini dilakukan di dua lokasi yang berbeda dengan masing-masing 20 peserta, mereka terdiri dari pelaku IKM, santri, dan masyarakat yang ingin membuka usaha.
Bimtek wirausaha IKM pengolahan kayu akan digelar di wilayah Kecamatan Rogojampi. Dalam pelatihan ini, peserta dilatih membuat kerajinan dari bahan dasar kayu kelapa. Seperti, gantungan kunci dan boneka. Sedangkan bimtek IKM pengolahan pangan dilakukan di Kecamatan Tegalsari. Di sini, peserta akan diajarkan membuat berbagai olahan pangan dari labu kuning seperti tepung, cake, dodol, dan cheese stick. Peserta juga akan dilatih membuat olahan dari buah naga, diantaranya sari buah, selai, dan permen.
“Selain dilatih secara teknis, peserta juga akan kami bekali cara mengakses permodalan, marketing dan packaging,” ujar Endang.
Salah satu peserta, Lutfia Nuril Adiba (23) mengaku senang bisa ikut pelatihan. “Saat tahu ada pelatihan, saya langsung mendaftar untuk menambah keterampilan. Karena saya ingin membuka bisnis kuliner,” ujar pengusaha tempe yang akrab disapa Fia ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi Ketut Kencana Nirha menyambut baik kegiatan tersebut. “Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah pusat yang telah menyelenggarakan pelatihan di Banyuwangi. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi masyarakat kami,” tutur Ketut yang hadir dalam pembukaan bimtek tersebut.
Ketut menambahkan, selama ini pemerintah daerah juga telah melakukan berbagai upaya yang mendorong tumbuhnya wirausaha baru di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu. Diantaranya, pemkab memberikan pelatihan internet marketing bagi para pemuda untuk mendorong promosi UMKM, menggelar festival batik untuk mendongkrak pamor batik lokal, dan pelatihan kewirausahaan.
“Dengan upaya tersebut, jumlah IKM di Banyuwangi terus tumbuh. Saat ini total ada 19.000 IKM di Banyuwangi. Dari jumlah tersebut, ada 1.650 IKM unggulan dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 4000 orang,” urainya.