Sarongan adalah desa yang terletak kurang lebih 90 kilometer dari Kota Banyuwangi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Mengunjungi Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, yang terletak di ujung selatan Banyuwangi. Memembutuhkan perjuangan tersendiri. Menempuh waktu kurang lebih 3 jam, desa ini terletak kurang 90 kilometer dari Kota Banyuwangi. Butuh kesabaran serta hati-hati dalam berkendara karena jalan menuju desa ini cukup berkelok, apalagi sehabis hujan jalan akan ditutupi kabut tipis.
Namun semua itu akan terbayar saat Anda mulai memasuki desa yang bersebelahan dengan Taman Nasional Meru Betiri ini. Pemandangan alam yang masih alami serta gugusan gunung Beteng dan Gendong dikejauhan menjadikan desa ini memiliki potensi wisata. "Ini yang sedang kita coba kejar pembangunan infrastrukturnya, Insya Allah Sarongan ini akan kita jadikan sebagai rute International Tour de Ijen," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, usai melakukan Safari Ramadan di Masjid Nurul Huda, Rabu (31/5).
Sejumlah fasilitas publik seperti jembatan yang sebelumnya menggunakan kayu sudah diganti menggunakan struktur jembatan beton, pengaspalan jalan hanya tinggal 4 kilometer lagi. Anas sengaja berkunjung ke Sarongan untuk melihat progres pembangunan. "Jadi warga ini semangat gotong royongnya tinggi. Mereka sudah lama terbiasa dengan jalan rusak selama bertahun-tahun. Ketika akan diperbaiki jalannya desa juga ikut membantu menggunakan anggaran desanya untuk membeli sejumlah materialnya, dan kami yang menyediakan alatnya," kata dia.
Semangat gotong royong warga Desa Sarongan ini juga diperlihatkan dalam kehidupan bertetangga. Masyarakat Sarongan terkenal akan toleransinya dalam keberagaman, di desa ini semua unsur masyarakat serta agama saling membaur. "Di sini kita bisa melihat pluralisme dalam kehidupan di desa yang jauh dari hingar-bingar perkotaan. Ini menjadi pukulan bagi kita warga perkotaan yang selalu berbenturan dengan adanya perbedaan. Bisa dilihat masjid di sini bisa bersebelahan dengan gereja dan jaraknya tak jauh dari Pura. Yah bisa kita sebut ini sebagai Desa Pancasila," ujar pria yang pernah menjadi mantan IPPNU Pusat ini.
Anas melihat nilai Pancasila yang sebenarnya sudah ada di Desa Sarongan. Baginya desa ini sungguh luar biasa, diberkahi alam yang indah serta masyarakat yang rukun. Sangat sesuai dengan nilai kebangsaan yang ingin dicapai Pemerintah Indonesia saat ini. Bahkan ia berencana ingin melakukan promosi wisata sebagai desa yang menjunjung keberagaman.