1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Diduga kelelahan, mahasiswa asal Bali meninggal di Puncak Gunung Ijen

"Sempat dikasih nafas buatan juga. Karena kondisi Aci belum juga sadar, akhirnya saya memutuskan kembali turun lagi ke bawah," kata Artha.

Pendaki Gunung Ijen meninggal. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Jum'at, 11 November 2016 11:33

Merdeka.com, Banyuwangi - Seorang mahasiswa asal Fakultas Hukum Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Denpasar Bali, Iputu Deni Krosiawan (20), meninggal dunia saat mendaki Puncak Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, dengan ketinggian sekitar 2.443 meter di atas permukaan laut.

Mahasiswa yang akrab dipanggil Uci ini bersama tiga teman satu kampusnya mendaki di Gunung Ijen pada Kamis (10/11) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Saat sampai di puncak, Uci mengajak ketiga temannya turun ke Kawah Ijen mencari spot selfie bersama buat mengabadikan blue fire yang menjadi background foto.

Setelah itu, Uci juga sempat mengajak ke spot foto lain dengan background Gunung Rinjani yang juga tampak dari puncak Gunung Ijen.

"Mulai awal Uci sangat bersemangat. Dia malah sudah sampai duluan di atas puncak. Dia juga paham spot selfie mana yang bagus, karena Uci sudah ke tujuh kalinya naik ke Ijen," ujar Artha Dermawan, teman mendaki korban kepada Merdeka Banyuwangi, Kamis (10/11).

Artha tidak menduga jika Uci ternyata akan menemui ajalnya saat itu. "Saat mau ambil spot selfie itu dia tiba-tiba terjatuh. Saya pikir dia kesurupan. Setelah sadar kalau dia pingsan, kami bingung mencari pertolongan. Akhirnya saya turun untuk mencari pertolongan, dua teman saya menjaga Uci di atas," kata Artha.

Selama perjalanan turun, Artha berulangkali bertanya kepada pendaki lain saat berpapasan, apakah ada sinyal telepon untuk mencari bantuan secepat mungkin. Dia juga sempat meminta tolong kepada salah satu Wisman yang menurut dia paham tentang medis darurat.

"Sempat dikasih nafas buatan juga. Karena kondisi Aci belum juga sadar, akhirnya saya memutuskan kembali turun lagi ke bawah, di lokasi parkiran (Paltuding) untuk mencari pertolongan."

Sesampai di bawah, Artha diberi saran oleh salah satu petugas jaga untuk kembali naik ke atas lagi. "Bapaknya bilang, 'kamu ke atas, minta bantu dibawakan pakai troly turun ke bawah. Nanti kami bantu pakai sepeda motor. Percuma juga kamu turun soalnya di atas tidak ada petugas'," ujar Artha menirukan ucapan petugas.

Saat perjalanan kembali ke Atas, Artha ternyata malah berpapasan dengan teman-temannya di tengah dakian Gunung Ijen. Uci sudah diangkut dengan gerobak troly (yang biasa untuk angkut tambang belerang di Gunung Ijen).

"Teman saya diangkut pakai troly. Mukanya sudah ditutup kain. Saya tanya, emangnya sudah meninggal. Soalnya saya pegang tangannya masih hangat. Sampai bawah kebetulan ada ambulance lewat. Setelah dicek badannya sudah dingin," kata Artha.

Saat ditemui merdeka.com, Artha bersama dua kawannya sudah berada di RSUD Blambangan untuk dimintai keterangan oleh Kapolsek Licin. Sementara jasad Uci sudah terbujur kaku di ruang jenazah RSUD Blambangan.

Sementara itu, Kapolsek Licin, AKP Jupriadi menjelaskan, pihaknya menerima kabar ada korban meninggal saat mendaki Gunung Ijen baru pukul 08.00 WIB. Korban meninggal akibat kelelahan.

"Jam 8 sudah dalam keadaan meninggal dunia. Kemudian dibawa ke rumah sakit Blambangan. Korban ini karena terbiasa naik gunung, uforia kesenangannya, mungkin kehabisan tenaga di atas," ujar Jupriadi.

Pihak Kapolsek Licin masih mendalami penyebab kematian korban ini. Sehingga belum bisa memutuskan dengan pasti apa penyebabnya karena kelelahan atau menghirup gas belerang.

Jupriadi menambahkan, demi keselamatan pendaki dia sudah memberi peringatan agar menunda pendakian bila merasa tidak sehat.

"Sebelumnya kami sudah lama memberi imbauan memasang banner di atas. Apabila mungkin masyarakat merasa kondisinya kurang fit, atau tidak sehat, hendaknya diurungkan naik ke kawah. Atau berobat dulu. Atau mungkin minta petunjuk kepada rekan BKSDA di sana agar ada pendampingan untuk naik ke atas," ujarnya.

Dia juga berharap agar kedepannya ada tim penanganan medis khusus di atas bagi pendaki yang membutuhkan pertolongan cepat. "Mudah-mudahan kedepan itu ada pertolongan secara spesifik, untuk pertolongan baik yang naik ke kawah," ujarnya memungkasi.

(MT/MUA)
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA