"Harapan kami, kalau menjadi jujugan wisatawan warga akan turut menjaga kebersihan sungai," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi terus melakukan penataan lingkungan di kawasan sungai dan Dam (Bendung pengatur air). Sejumlah Dam seperti Dam Gembleng Kecamatan Rogojampi, Dam Setail Kecamatan Genteng dicat aneka warna. Keren!
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan penataan kawasan sungai menjadi salah satu prioritas penataan lingkungan di Banyuwangi. Sungai tidak hanya diupayakan terjaga kebersihannya, namun sungai mulai diarahkan menjadi salah satu spot selfie.
"Harapan kami, kalau menjadi jujugan wisatawan warga akan turut menjaga kebersihan sungai. Mereka pasti malu kalau akan mengotori sungai karena terlihat pengunjung,"kata Anas.
Kebersihan sungai, sambung Anas, merupakan elemen penting dalam menunjang sektor pariwisata di Banyuwangi. "Kebersihan sungai juga ikut menentukan daya saing wisata karena wisatawan sangat menikmati daerah yang lingkungannya bersih," kata Anas.
Sejumlah cara ditempuh Banyuwangi untuk membudayakan menjaga kebersihan sungai. Selain menjadikannya sebagai salah satu obyek wisata, sungai yang melintasi kota (Kali Lo) dipasangi monitor tersembunyi (CCTV) untuk memantau siapa warga yang membuang limbah di sungai.
"Kami juga telah menggelar Festival Kali Bersih, gerakan bersama untuk menjaga kebersihan sungai. Ini penting, apalagi di Pelabuhan Boom akan dijadikan kawasan marina atau dermaga kapal pesiar. Sungai-sungai yang bermuara di sana harus dijaga benar kebersihannya," kata Anas.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Ir Guntur Priambodo menambahkan perombakan wajah sungai ini adalah bagian dari program Banyuwangi Berwarna.
"Untuk akselerasi program ini, kami lombakan penataan dam dan pintu-pintu air ini. Bukan sekadar dicat warna warni, namun bagaimana ditata semenarik mungkin. Namun yang paling penting, kebersihan sungai tetap menjadi prioritas utama," jelas Guntur.
Guntur menjelaskan hampir seluruh dam-dam di Banyuwangi dibangun jaman kolonial Belanda, yang terkenal dengan bangunannya sangat kokoh dengan arsitek antik. Seperti Dam Setail dan Dam Gembleng, yang dibangun pada tahun 1925.
"Bangunan dam ini kan masuk heritage, menarik sekali kalau bisa jadi salah satu obyek wisata. Ternyata benar, setelah dicat dan ditata, dam tinggalan Belanda kini menjadi obyek wisata baru di masing-masing wilayah," jelas Guntur.
Hal ini langsung menjadi inspirasi para Koordinator Eksploitasi Air dan Irigasi (korek) se-Banyuwangi. Sejumlah Dam dipercantik dan dicat semenarik mungkin. Seperti di Dam Setail, Kecamatan Genteng.
Korek Dam, Ali Mufad mengatakan Dam Setail kini menjadi obyek wisata baru warga Genteng dan sekitarnya. Dam yang telah dicat dengan dominasi warna putih biru ini setiap sore menjadi jujugan rekreasi warga sekitar.
“Tiap hari ada saja anak-anak sekolah yang berkunjung ke sini. Entah itu hanya untuk selfie atau untuk rehat sepulang sekolah. Semua ini kami lakukan murni swadaya semua penjaga pintu air di sekitar sini, ikut senang rasanya Dam jadi menarik,” kata Mufad.
Hal yang sama juga terjadi di Dam Gembleng. Dam yang terletak di Dusun Gembleng, Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi ini kini juga menjelma cantik. Sepanjang plengsengan yang diwarnai aneka warna dan motif ini menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi, di sana dibangun joglo-joglo dari bambu lengkap dengan kursi dan meja yang dicat warna-warni semakin mempermanis Dam Gembleng.
Selain menjadi objek wisata baru, masyarakat sekitarnya pun merasa diuntungkan dengan penampilan baru dam ini. Karena, kata salah satu warga yang tinggal di sekitar Dam Gembleng Siti Nurcahyawati, dengan dicat lingkungan dam menjadi ramai dan tidak seram lagi.
“Kami merasa senang, dulunya dam ini sepi hanya orang yang berkepentingan saja datang kemari. Namun sekarang jadi ramai, tiap sore selalu ada yang ke sini,” kata Siti.