Indonesia Berkebun sendiri merupakan gerakan peduli lingkungan dan perkotaan dengan Program Urban Farming.
Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi, Jawa Timur bakal menjadi tuan rumah Konferensi ke IV Indonesia Berkebun pada 5 hingga 7 Agustus 2016. Indonesia Berkebun sendiri merupakan gerakan peduli lingkungan dan perkotaan dengan Program Urban Farming.
Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, Arief Setiawan, konferensi nasional yang akan dipusatkan di kawasan GOR Tawangalun ini bakal dihadiri anggota komunitas Indonesia Berkebun dari pelbagai penjuru nusantara. Di event tersebut, mereka akan membahas seputar pengembangan Urban Farming.
“Lewat konferensi ini, para pegiat jejaring Indonesia Berkebun akan berdiskusi, menyamakan persepsi antara satu kabupaten/kota dengan lainnya, termasuk pemikiran para akademisi. Mereka akan membahas program dan strategi bagaimana menularkan semangat kepada publik untuk menciptakan lahan hijau di lahan perkotaan yang terbatas ini,” kata Arief, Kamis (4/8).
Arief menjelaskan, Indonesia Berkebun adalah gerakan komunitas yang bergerak melalui media sosial (medsos). Tujuannya menyebarkan semangat positif agar lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program Urban Farming, yaitu memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan yang diubah menjadi lahan pertanian atau perkebunan produktif lewat peran masyarakat sekitar.
“Indonesia Berkebun saat ini sudah berkembang di lebih dari 40 kota dan delapan kampus se Indonesia. Banyuwangi sendiri, bergabung dalam komunitas ini sejak akhir 2014 lalu,” papar Arief.
Dengan digelarnya konferensi ini di Banyuwangi, lanjut dia, akan memacu warga Banyuwangi agar senantiasa menciptakan lahan hijau di setiap sudut rumah dan lingkungan sekitar kita. “Bahkan kami juga ingin, masyarakat tidak sekadar menanam tapi juga mulai menanam sayuran dan buah-buahan di pekarangannya. Selain tentunya organik, dengan hasil kebun sendiri ini juga akan meningkatkan ketahanan pangan kita," ujarnya.
Konferensi ke IV Indonesia Berkebun akan diikuti 24 komunitas di kabupaten/kota se Indonesia dan tiga perguruan tinggi (PT) di Tanah Air. Mereka datang dari Fakfak Papua, Pontianak, Balikpapan, Medan, Makasar, dan daerah lain di Pulau Jawa. Untuk komunitas dari kampus antara lain; Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Sejumlah rangkaian kegiatan akan ikut mewarnai gelaran acara. Dimulai dari tanggal 5 Agustus. Pada hari Jumat itu, akan ada lomba pembuatan taman mini dengan diikuti sekolah-sekolah adiwiyata di Banyuwangi. Juga ada pameran pertanian yang diikuti gabungan Kelompok Tani, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan, dan Kantor Ketahanan Pangan Banyuwangi. Pelbagai teknik penanaman secara sederhana juga akan ditampilkan, seperti bertanam dengan hidroponik dan aquaponik.
“Penilaian akan dipusatkan di e-Park, kawasan GOR Banyuwangi. Pada Jumat siang (5/8), di sana juga akan ada lomba merangkai buah dan sayur oleh ibu-ibu PKK. Baru pada hari Sabtunya (6/8), akan digelar Konferensi Nasional Indonesia Berkebun di Lapangan Tenis Indoor GOR Tawangalun Banyuwangi,” ujar Arief.
E-park merupakan Taman Kota yang dulunya merupakan lahan tidak produktif. Taman ini dikembangkan di atas lahan seluas 2.000 meter persegi. Disebut e-Park, karena berfungsi sebagai sarana ekologi, edukasi dan ekonomi bagi masyarakat.
Arief menambahkan, tiap hari minggu di taman ini banyak dikunjungi orang. Bukan hanya sekadar menikmati taman hijaunya, tapi juga banyak kalangan yang datang untuk belajar membuat taman di lahan pekarangannya.
Di taman ini kita disuguhkan pemandangan bagaimana sebuah lahan terbatas bisa dimanfaatkan menjadi taman yang asri. Mulai dari tanaman hidroponik, pengelolaan terintegrasi kotoran ternak menjadi pupuk tanaman, hingga cara memelihara tanaman organik. "Taman ini juga kita lengkapi cafe, yang sejumlah menunya merupakan hasil berkebun e-park ini," ujar Arief.