Biaya Rp 200 ribu sudah termasuk biaya perjalanan kapal (sewa kapal) dan alat snorkeling untuk melihat pemandangan alam bawah laut.
Merdeka.com, Banyuwangi - Eksotisme Teluk Banyu Biru atau Teluk Biru di Kawasan Taman Nasional (TN) Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur, siap memanjakan para wisatawan yang ingin berlibur menikmati pemandangan laut.
Disarankan bagi pelancong yang ingin ke Teluk Biru, sebaiknya tidak di bulan Juni hingga September. Sebab di bulan-bulan ini, angin di Selat Bali cukup kencang. Sehingga sangat berbahaya melakukan perjalanan wisata ke Teluk Biru.
Daya tarik Teluk Biru, khususnya taman bawah lautnya, akan membuat para pelancong betah berlama-lama berada di bawah laut. Pelbagai jenis terumbu karang yang dijadikan wisata edukasi oleh masyarakat Muncar akan memikat para pelancong saat bersnorkeling ria.
Untuk mencapai lokasi Teluk Biru, para wisatawan harus singgah ke Pelabuhan Muncar terlebih dulu. Karena pelabuhan ikan terbesar di Indonesia ini, menjadi pintu masuk menuju Teluk Biru.
Perjalanan dari pusat kota menuju Muncar, memakan waktu sekitar 1 jam. Sedangkan untuk bisa mencapai Teluk Biru, para wisatawan harus naik kapal tradisional dari Muncar. Perjalanan laut dengan kapal itu membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam.
Namun jangan khawatir. Selama perjalanan laut menuju Teluk Biru, para pelancong akan disuguhi pemandangan laut di kawasan Taman Nasional (TN) Alas Purwo yang sangat eksotis dan masih alami.
Sekadar tahu, beberapa hari lalu, Alas Purwo ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO (United Nations Education, Scientific and Cultural Organization).
Selama perjalanan di tengah laut, para turis bisa menikmati pemandangan tebing sangat indah, guo lowo (goa kelelawar) dan hamparan pasir putih sepanjang pantai serta birunya laut yang memukau.
Wisata Teluk Biru dikelola oleh Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokwasmas) Nelayan Muncar. Cukup dengan biaya Rp 200 ribu per orang, wisatawan bisa menikmati indahnya Pantai Teluk Biru.
Harga tersebut, sudah termasuk biaya perjalanan kapal (sewa kapal) dan alat snorkeling untuk melihat pemandangan alam bawah laut. Pengunjung juga dilibatkan aksi budidaya benih lobster sebelum bersnorkeling ria. Selama snorkeling, pengunjung bisa menikmati keindahan hamparan terumbu karang di kedalaman 1 hingga 3 meteran.
Ketua Pokwasmas Muncar, Ismail, mengatakan agar terumbu karang di Teluk Biru tetap dipelihara dengan baik. Nelayan dilarang melakukan aktifitas yang dapat mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang.
"Selain diajak untuk melestarikan terumbu karang, para nelayan juga dilarang menangkap lobster berukuran kecil. Lobster berukuran kecil yang masih hidup dan tertangkap oleh nelayan akan dibeli, kemudian dikembalikan lagi ke laut," ujarnya.