Dinas Perikanan Kelautan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi telah melakukan jemput bola agar program ini efektif.
Merdeka.com, Banyuwangi - Dinas Perikanan Kelautan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi, tahun ini menargetkan ada 1.000 nelayan sudah mendapatkan kartu nelayan, tanda daftar kapal dan asuransi. Dari situ pihaknya melakukan upaya jemput bola, turun langsung ke lapangan untuk membagikan ketiga kartu dengan persyaratan administrasi yang sudah lengkap.
"Kami melakukan pelayanan optimal dengan menjemput bola, di lokasi langsung jadi. Dengan persyaratan yang sebelumnya sudah kami informasikan," ujar Kepala Dinas Perikanan, Kelautan dan Ketahanan Pangan, Hary Cahyo saat mendampingi pembagian kartu di barak pelelangan ikan Muncar, Rabu (15/3).
Puluhan nelayan di pesisir laut Muncar, terlihat bergantian mengurus mulai pukul 11.00 WIB hingga sore hari. Meski sebagian nelayan masih melaut, pengurusan ketiga kartu ini bisa diwakili oleh istrinya.
"Per pukul 11.00 WIB ada 60 nelayan yang sudah legkap. Artinya kartu nelayan, tanda daftar kapal dan asuransi. Diperkirakan hari ini 200 nelayan yang sudah medapatkan," lanjutnya.
Ketiga kartu ini, kata Harry memang memiliki fungsi tersendiri yang sangat dibutuhkan nelayan. Kartu tanda kapal untuk identifikasi kapalnya, kartu nelayan sebagai identitas pekerjaan, sementara untuk kartu asuransi sebagai jaminan nelayan.
"Manfaatnya sangat besar terutama asuransi, kemarin yang sakit meninggal dapat Rp 160 juta. Kalau itu kecelakaan terus meninggal saat bekerja ini beda lagi. Jadi amat sangat membantu," ujarnya.
Semua pengurusan kartu hingga dibagikan di tempat, kata Hary tidak ada yang dipungut biaya. Khusus untuk kartu asuransi, ada dua jenis pembiayaan antara yang mandiri dan dibiayai negara.
"Persyaratan, KK, KTP, dari Pokmaswas, penjelasan dari RT-nya. Semua gratis, kecuali asuransi. Itu kerjasama dengan pusat dan provinsi, beberapa nelayan itu kami gratiskan karena yang membiayai APBN dan APBD," jelasnya.
Khusus asuransi nelayan mandiri, nelayan bisa langsung mendapatkan pelayanan dengan membayar per bulan sejumlah Rp 175 ribu. Mulai awal tahun ini, sudah ada 280 nelayan yang sudah mendapatkan tiga kartu. Hary menargetkan dari 10 kecamatan di Banyuwangi yang menjadi titik kawasan nelayan secara bergilir akan mendapatkan pelayanan jemput bola.
"Tahun lalu pengurusannya di provinsi dan pusat. Ini kami ambil jalan pintas. Yang kami urus dulu ini nelayan kecil karena pengurusan nelayan besar perlu ada surat izin dari provinsi," ujarnya.
Sementara target nelayan kecil yang harus mendapat kartu pada tahun ini ada 750 nelayan. Kategori nelayan kecil yakni kapasitas perahu dengan daya tampung maksimal 10 GT. Sedangkan nelayan besar dengan kapasitas perahu 10-30 GT.
Sistem ini, juga melayani perpanjangan masa aktif kartu. Bagi yang mendapat tahun ini, akan berlaku hingga tahun 2020.
Salah satu nelayan perahu kecil, Mohamad Holik (45), dia sudah memiliki kartu nelayan pada tahun lalu. Kali ini dia ingin mengurus kartu asuransi.
"Saya sudah 20-an tahun jadi nelayan perahu jukung pancing. Kartu nelayan sudah satu tahunan dapat. Kalau asuransinya baru sekarang," ujar warga Desa Tembokrejo ini.
Sedangkan untuk pelayanan administrasi Holik mengaku mudah, cepat dan tidak berbelit. "Cuma suruh bawa KK, KTP dan foto 3x4. Kalau punya kartu nelayan, mau kemana-mana enak. Ada identitasnya, mau ke Bali misalnya. Kalau kartu nelayan langsung dapat, kalau asuransinya daftar dulu," ujarnya.