Suyitno adalah sosok yang tak pernah setengah-setengah dalam pekerjaannya.
Merdeka.com, Banyuwangi - Suyitno (44), seorang penjaga pantai atau lifeguard di Pulau Merah Banyuwangi memiliki prinsip tentang keselamatan jiwa. Prioritasnya dalam menyelamatkan pengunjunglah yang membuat bapak enam anak tersebut membentuk kelompok lifeguard di sana.
Kelompok tersebut beranggotakan 16 orang yang sudah memiliki sertifikat Internasional. Ia dibantu oleh rekannya untuk mendatangkan trainer dari Bali dan Australia tentang proses penyelamatan di laut.
Namun sayang, setahun lalu terjadi insiden membuat jari manis pada tangan sebelah kirinya harus diberi pen. Pria yang akrab dipanggil Pak Yit itu bercerita tentang kejadian saat ia mencoba menyelamatkan pengunjung yang terseret ombak. Ia mengatakan, hal tersebut terjadi karena tali lis (tali yang mengikat ke papan dan kaki).
“Sebelum ada tali lis itu kan ada tali kolong yang bentuknya bundar. Kemungkinan tangan saya ini masuk di tali kolongnya itu”, kenang Suyitno kepada Merdeka Banyuwangi.
Agar tak diamputasi, ia mengaku rela merogoh kocek lebih dalam. Bantuan dari pemerintah dan Perhutani tak cukup untuk menutupi seluruh biaya rumah sakit. Suyitno adalah sosok yang tak pernah setengah-setengah dalam pekerjaannya. Nyawa pengunjung seolah lebih mahal daripada nyawanya sendiri.