1. BANYUWANGI
  2. PROFIL

Wing Sentot bersepeda keliling Asia Tenggara bawa bendera Indonesia

"Bendera itu pasti saya bawa kemana pun. Kalau pas di Indonesia masih biasa saja. Tapi saat di negara orang saya merasa bangga," jelasnya.

Wing Sentot . ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Minggu, 07 Agustus 2016 11:27

Merdeka.com, Banyuwangi - Sudah 10 tahun ini, Wing Sentot Irawan (51) melakukan perjalanan keliling Nusantara dan Asia Tenggara dengan sepeda onthel. Saat ini, dia sudah sampai di Banyuwangi pada Sabtu (6/8).

Selama perjalanan keliling Nusantara dan Asia Tenggara, pria kelahiran Magelang 1965 ini selalu membawa bendera Merah Putih di bagian belakang sepedanya.
 
Merdeka Banyuwangi, menemuinya di Kelurahan Temenggungan saat dia diajak melakukan kolaborasi musik dengan warga.

Penampilannya, mirip para seniman teatrikal. Bisa juga mirip musisi reggae. Rambut digimbal, pakai celana pendek dengan baju hitam.

Meski demikian, selain sudah keliling di beberapa wilayah nusantara dan Asia Tenggara, Wing Sentot memang seorang Seniman. Dari refleksi perjalanannya, dia sudah menghasilkan ratusan lagu, beberapa naskah teater dan puisi.

Pria lulusan Univeritas Mataram (Unram) D2 Jurusan Bahasa Indonesia periode 1985-1988 ini memang sudah tertarik di dunia seni sejak kecil. "Sejak kecil saya memang suka dengan seni. Pada tahun 1980an saya pernah juara satu festival Rock musik se Bali-Lombok," ujar Wing Sentot.

Sesudah kuliah, dia sempat menjadi guru dan mengajar di SMP Lombok Timur. "Saya dulu Pegawai Negeri Sipil golongan 2B. Diangkat pegawai negeri tahun 1990," tuturnya. Setelah 7 tahun, status PNS-nya dia lepas. Wing Sentot memutuskan untuk kembali menekuni kesenian.

"Keluarga saya mendukung dengan apa yang saya lakukan selama ini. Meski jarang berkomunikasi. Kadang saya yang menghubungi dulu. Misalkan pas tidak punya uang," jelasnya tertawa.

Wing Sentot memang sudah tidak muda lagi. Jenggotnya yang cukup panjang sudah terlihat memutih. Tapi dengan perjalanan ini dia banyak belajar tentang kebijaksanaan. Dan satu lagi, dengan keliling Nusantara dan Asia Tenggara rasa nasionalismenya semakin kuat.

"Keinginan saya untuk Keliling Asia Tenggara ya karena Indonesia itu bisa ditempuh. Kalau dipeta terlihat jauh. Ternyata terasa dekat. Rasa bangga menjadi warga Indonesia muncul ketika kita berada di luar negeri. Kita bisa lebih mengenalnya," ujarnya.

Apalagi saat berada di Vietnam, Kamboja, Brunei, Singapura, Malaysia, Thailand dan negara Asia Tenggara lain, dia selalu membawa bendera merah putih.

"Bendera itu pasti saya bawa kemana pun. Kalau pas di Indonesia masih biasa saja. Tapi saat di negara orang saya merasa bangga," jelasnya.

Selama keliling, dia selalu merefleksikan karyanya dalam bentuk lagu. Beberapa menjadi naskah teater dan puisi. Sebagian besar karyanya menyuarakan isu lingkungan.
 
"Lagunya ada 100 lebih kalau repertoarnya ada 20an masing masing ada enam lagu. Naskah teater ada tiga atau empat. Yang satu judulnya maahari belum dipentaskan," ujar pemain teatrikal outdor ini.

Selama keliling, Wing Sentot seringkali diundang bermain musik. Menyanyikan lagu-lagunya terutama saat keliling Nusantara.

"Kalau naskah teater jarang saya bawa," tuturnya. Wing Sentot pernah belajar di Bengkel Teater W.S Rendra sekitar tahun 1995.

Sentot melakukan perjalanan keliling dengan sepeda onthel sejak tahun 2006, menuju Lombok sampai Aceh. Tahun 2010 melakukan perjalanan ke Lombok-Sorong-Papua. Baru kemudian keliling Asia tenggara.

"Tapi suatu saat saya pengen ke Cina dan Australia. Tapi modalnya besar," jelasnya.

Soal pilihannya melakukan perjalanan dengan sepeda ontel, dia mengatakan, secepat-cepatnya manusia bergerak itu jalan kaki, berlari dan naik sepeda. Selebihnya seperti mesin.

Kalau naik motor tubuh diam. Kalau naik sepeda otot-otot bergerak. Saya gak ngajak bersepeda tapi saya senang kalau ada yang ikut bersepeda. Itu yang disebut manusia. Jadi akan lebih dekat dengan sekitar. Lebih santai dan dinamis, bergerak, capek berhenti," tutupnya.

(FF/MUA)
  1. profil
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA