Bahkan ia sengaja datang ke Banyuwangi untuk menantang pembalab ITdBI 2016.
Merdeka.com, Banyuwangi - International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 menyedot perhatian massa dari berbagai daerah dan Negara. Salah satunya adalah Aris Widodo, laki-laki 76 tahun asal desa Krajan, Arjosari Pacitan. Ia mengaku melakukan perjalanan dari Pacitan ke Banyuwangi selama 10 hari naik sepeda gunung.
Alasan Aris khusus ke Banyuwangi terbilang unik. Pasalnya ia ingin “menantang” para pebalap ITdBI untuk bersaing di tanjakan gunung Ijen. Rute tersebut akan dihelat di hari terakhir ITdBI, Sabtu (14/5). Dengan menaiki sepeda tuanya, Aris antusias dalam berpartisipasi di event tahunan Banyuwangi tersebut.
“Saya pengen bersepeda dengan atlet-atlet sampai ke Ijen. Ya walau nanti ketinggalan di belakang gak apa-apa. Kan mereka masih muda-muda,” tuturnya kepada Merdeka Banyuwangi, Rabu (11/5).
Aris mengaku senang bersepeda sejak ia berumur 9 tahun. Dahulu Aris beberapa kali mengalami kecelakaan ketika naik kendaraan umum seperti bus. Saat itulah ia memutuskan untuk bersepeda. Sepeda yang ia naiki hingga ke Banyuwangi kini telah berumur 23 tahun.
Pengalamannya bersepeda pun tak tanggung-tanggung. Ayah dari dua anak tersebut telah melakukan perjalanan dari Sabang hingga Merauke selama tiga tahun.
Tak hanya itu, ia pun sering menjelajah dunia dengan bersepeda. Seperti ke Singapura, Malaysia, Kuala Lumpur, Thailand, Laos, dan Vietnam. Ia pun mengaku telah lima kali memperpanjang passport miliknya.
Perjalanan terakhirnya ia tempuh dari Pacitan hingga menaiki perkebunan di Ngawi, Jawa Timur. Kali ini ia sengaja datang ke Bumi Blambangan untuk menaklukkan tanjakan "neraka" menuju gunung Ijen.
Baginya berkeliling ke pelosok negeri hingga dunia adalah hakikat sebuah kehidupan. Bahwa hidup tak hanya berarti tinggal di satu tempat.